Tanggal Rilis | : | 12 September 2015 |
Ukuran File | : | 0.3 MB |
Abstraksi
Pada bulan Februari 2015, jumlah angkatan kerja di Sulawesi Barat sebanyak 647,7 ribu orang. Angka tersebut meningkat sekitar 39,3 ribu orang atau naik sebesar 6,45 persen dibanding bulan Agustus 2014. Selama setahun (Februari 2014 – Februari 2015) jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 7,82 persen.
Pada bulan Februari 2015, penduduk yang bekerja sebanyak 636,0 ribu orang atau meningkat sebesar 40,2 ribu orang (6,75 persen) selama satu semester terakhir. Pertambahan penduduk yang bekerja selama setahun (Februari 2014 – Februari 2015) sebesar 44,9 ribu orang (7,59 persen).
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) bulan Februari 2015 mencapai angka sebesar 1,81 persen, artinya dari sekitar 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, 2 orang diantaranya adalah pengangguran. Angka ini naik dibandingkan dengan TPT bulan Februari 2014 sebesar 1,60 persen, akan tetapi mengalami penurunan jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2014 (2,08 persen).
Pekerja tidak penuh di Sulawesi Barat mencapai angka 338,6 ribu orang atau sekitar 53,24 persen, sedangkan sisanya sebanyak 297,4 ribu orang (46,76 persen) merupakan pekerja penuh.
Penyerap terbesar tenaga kerja di Sulawesi Barat adalah sektor usaha pertanian. Pada bulan Februari 2015, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor ini sebesar 56,18 persen dari jumlah penduduk yang bekerja atau sebanyak 357,3 ribu orang.
Pada bulan Februari 2015, persentase pekerja informal di Sulawesi Barat mencapai angka 75,58 persen dari total pekerja yang ada atau sebanyak 480,7 ribu orang. Sementara itu sisanya sebanyak 155,3 ribu orang (sekitar 24,42 persen) merupakan pekerja formal. Jika dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2014, terjadi peningkatan pekerja informal di Sulawesi Barat sebanyak 69,3 ribu atau naik sebesar 16,58 persen.
Pekerja berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) masih mendominasi di Sulawesi Barat. Besaran tersebut mencapai angka 480,2 ribu atau sekitar 75,50 persen. Sementara itu pekerja yang berpendidikan menengah (SMA dan SMK) sebanyak 102,1 ribu atau 16,05 persen dan yang memiliki pendidikan tinggi (Diploma dan PT) sebanyak 53,8 ribu orang atau 8,45 persen.