Tanggal Rilis | : | 18 Juli 2016 |
Ukuran File | : | 0.54 MB |
Abstraksi
Persentase
penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,16 persen poin dari 11,90
persen pada September 2015 menjadi 11,74 persen pada Maret 2016.
Dibandingkan pada bulan yang sama tahun sebelumnya (Maret 2015)
persentase penduduk miskin Maret 2016 mengalami penurunan yang cukup
signifikan sebesar 0,66 persen poin.
Penduduk miskin Sulawesi Barat pada Maret 2016 sebanyak 152,73 ribu jiwa
atau berkurang 0,48 ribu jiwa dibandingkan September 2015 dan berkurang
7,75 ribu jiwa dibandingkan Maret 2015.
Selama satu semester (September 2015 - Maret 2016), persentase penduduk
miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,10 persen poin,
namun secara absolut jumlah penduduk miskin perkotaan mengalami
peningkatan sebesar 0,48 ribu jiwa. Sementara itu, di daerah perdesaan
jumlah dan persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,82
ribu jiwa (0,14 persen poin). Bila dibandingkan selama satu tahun (Maret
2015 – Maret 2016), maka jumlah dan persentase penduduk miskin baik di
daerah perkotaan maupun perdesaan mengalami penurunan, masing-masing
sebesar 4,54 ribu jiwa (1,93 persen poin) untuk daerah perkotaan dan
3,21 ribu jiwa (0,31 persen poin) untuk daerah perdesaan.
Garis Kemiskinan (GK) Sulawesi Barat sebesar Rp. 286.840,- per kapita
per bulan atau meningkat 3,37 persen dibandingkan September 2015 dan
meningkat 9,53 persen dibandingkan Maret 2015. Kontribusi GK Makanan
terhadap GK pada Maret 2016 sebesar 79,21 persen.
Terdapat 5 komoditi makanan di bulan September 2015 yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan
maupun perdesaan yaitu beras, rokok kretek filter,
tongkol/tuna/cakalang, gula pasir dan mie instan. Sementara itu 5
komoditi bukan makanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan yaitu biaya
perumahan, pendidikan, bensin, listrik dan perlengkapan mandi.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Sulawesi Barat sebesar 1,95 atau
meningkat 0,41 poin dibandingkan September 2015 dan meningkat 0,02 poin
dibandingkan Maret 2015, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sulawesi Barat sebesar 0,48 atau menurun 0,18 poin dibandingkan
September 2015 dan meningkat 0,02 poin dibandingkan Maret 2015. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung semakin menjauhi Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran
di antara penduduk miskin itu sendiri semakin menjauh (cenderung
heterogen).